"lantak..!
betapa kelat
rasanya
tercicip siasia
menggelepar
teracuni gundah"
: kelak
semoga saja 'ngkau
menemu tau
seberapa nyelu
seperberapa sakit
dan ngilu qalbu
diabaikan..!
-- ini bukan do'a, sungguh --
inilah sajakku, sayang… sajak seseorang yang terpenjara dan menyandarkan kehidupannya pada mata kail kenangan.. namun, bukankah selalu ada batas, meski untuk jiwa yang paling amarah sekalipun..? (rememory – Efvhan Fajrullah)