Minggu, 30 Maret 2014

Pada Ibunda di Barzah

: dari rahim mimpi
yang ditiupkan ruh suci
bermalam disapih sepi
adalah untai do’a
sepanjang nafas di selasar harap
semoga kelak rindu ini tunai
tanpa terbeban kenangan

sebab saat ini
hari ini..
aku merindukan lantun lirihmu
membacakanku dongeng
melafalkan ayat ayat pendek
sebelum aku tidur..

sajak bening nan lebay


-- pada embun di tengah kabut asap --

"...duhai embun,
akan dengan sungguh

sungguh kukatakan
pabila kutempuhi deritajiwa
pada lava tanya
dan gelisah...
aku 'kan tetap mengingatmu

agar 'ngkau mengerti
biar kamu tau
bahwa dikau
telah sejukkan
segenap nestapaku

-- meski 'ngkau takkan pernah tau --

akan dengan sungguh sungguh "kumohonkan maaf"
telah mengganggu hidupmu
karena bagiku.. 'ngkaulah penjelmaan sang embun itu
"

–- PEACEFULL SLUMBER –-

: maafkan
kelancanganku mendo’akanmu..
dalam usai lailku tadi
dinihari
benam terlangut
melanjut lamun diselinapi bayangmu
dan
maafkan lagi
jika aku takkan berjanji
sebab,
aku hanya akan menantimu
di ujung gurauan taqdir
ya, mungkin kejam mencecarku..
meski kuterbunuh tanpa nisan..!
hingga
buailah tidur dalam istirahmu, sayang..
beninglah lelapmu..

semoga
Allah dan para malaikat pengasuhmu menjaga
menemani
melindungi
hingga dikau mendusin di haribaan fajar
esok
lusa
dan hari-hari nanti..!
Aamiin.

aku, warna dan senja

: senja ini tadi
beraroma rindu..
pada sengketa warnanya
cuma kosong..
tanpa apa apa
diantaranya

dan..
itu bisa berjudul "apa saja..!"

Kamis, 27 Maret 2014

RE-INCOGNITO

Pada Pengantin Qalbu

Duhai sang pentitih kasih,
guyur aku ruapkan doa pada Allah, menguji titian ingin kita

agar tak keruh danau qalbu Pecinta, agar tak berindap di semu rasa

Ridhalah pengantin qalbu...
kurebahkan niat bening untuk pahatan patung es qalbu
yang tak mencair cuaca lindap di gemawan
Jangan bersumpah

Ikhlaslah pengantin qalbu..
ke mana pun kau pandu pengembaraan lajang selayak elang
meluncur di seluas lembah ngarai, menyelidik muroqobah,
dan mencumbu awan-gumintang di biru langit

Zuhudlah, pengantin qalbu
Ikhlas ku Kau tangkap dan penjarakan barasukma
meski menyereti belenggu nikmat
dimabuk kelezatan anggur di cawan emas made in surga
Indahlah, pengantin qalbu...!
Karena, kembara lajang serupa biduk kecil melayar sungai sunyi hidup
kerap disergap gamang dan rencana manusia dihasut nafsu,
berserpihan di peti kenangan,
sedangkan rencana Allah tetap maha misteri.

Adalah Kau, pengantin qalbu:
Peneman menemu muara kebenaran dalam zenith-maya-labirin samudra fana,
Izrail sanjo menjemput ruh, sampai kelak tiup Israfil ke-tiga,
hingga usai seleksi mashyar.

....dirajut kegaiban jemari sang Maha Sempurna.

gunung pada angin:

"bukankah diamku adalah jawab
yang kukalungkan pada sepoi rindumu?
bukannya tlah pula kau sisir granit dan karang hati
berbelaian
dalam cumbu gairah
di sedingin kabut
datang
ketika embun jatuh menjadi hujan
njelma jeram-riam
tak bersisa"

angin pada gunung:

"desau yang kau bisikkan, adalah riungku
yang bergema di sepanjang lorong kenangan
menggelitik sumbu batin
berkelindan
meletup-ledak pada tiap jendela terbuka
dimana katakata telah batu,
melepuh di ujung bibir
apa tersisa?"

Jumat, 21 Maret 2014

dialog diam


: aku senja angin sawah awan dan gunung
terpaku waktu usai hujan derai
terhenti pada awal senja
seketika,

sepertiga siang berubah jingga
membelasahku
berdegup
denyar nyeri ngilu
dihumbalang angin lewat
berdenyut
seperti cabikan jarum rinainya


kami berenam masing tertegun
terhenti pada buncah diam
mematut tindak
tanpa kesepakatan..

Rabu, 19 Maret 2014

//triangulasi efek//

:.. senja membisik
pada diam menyentuh
dalam rinai berdenting..

aku terpikat sunyi
yang bergerinyal
di sepatah rerintik hujan..
sedikit tergial
mencoba memakna sepi
tanpa wujud
atau
verbalitas kosong..!

-- without warning --

: hati..
seperti perubahan
bukanlah keajaiban
sebagaimana sebuah keberuntungan
terhumbalang
berubah sangat cepat,
begitu tiba-tiba
tanpa peringatan apapun..!

Senin, 17 Maret 2014

Dear Nymph:

"aku cuma pingin kamu tau
kalo aku sayang kamu..!"

itu saja..

celakanya...
aku juga tau
kalo kamu nggak tau itu..!
atau
pura-pura tidak tau..!?

ahh, sialan...

tanpa ada..

cukuplah untuk hari ini..
telah kubunuh diriku dengan damai
tanpa airmata
tak ada do’a
memutilasinya hingga potongan terkecil
kerat tertipis..

cukuplah untuk hati ini..
sudah kurejam hatiku dengan ramah
tak ada rasa
tanpa ada sesal
meremuknya hingga serpihan terurai
atom termuai..

cukuplah..

nakal.. nakal.. nakal..

: tiba tiba teringat hukum kelakuan
perilaku alami sebab akibat
justitia
egaliter
perbandingan
keseimbangan
kesetimbangan
bukan cuma komparasi asal asalan
bahwa;
semakin kaya laki-laki, akan semakin nakallah dia
dan..
semakin nakal perempuan, maka dia akan semakin kaya

haha..

belinjangan* kabut 7.17 AM

: .. hingga rindang cuaca
sepagi buta ini
berbunting halimun menghalang
harus kuseka basah wajah
menepikan perca rerintik
yang enggan terpinggir
sejak dinihari tadi

sedangkan 'ngkau..
membosan derainya
menepis belaiku untuk bersihkan tempias kabut
yang pias melamur di matamu..
duh...


*berpacaran (Bahasa Sumsel)

Minggu, 09 Maret 2014

8 Jumadil Awwal 8.48 PM

: terpekur lara
pada sempit nada
mengianglah
gaung serupa resonansi
tanpa ketukan
tak berirama
disharmoni
tertetak potong
langut berterpaan waktu..

hati mana paling pantas menghuni qalbu..!?

Ugh..

Kamis, 06 Maret 2014

Ingus..!

"lantaran terserang flu berat
batuk berdahak
bersin bersin
hidung berair
menggempur sengit
dan..
cuma satu hikmah yang kudapat
dari kondisi itu
hidungku nambah panjang..!!

bukan karena sering berbohong
seperti pinokio..
melainkan
terlalu sering memencetnya
mengeluarkan lendir yang memaksa keluar.."

hatchii..!
-- bersin lagi, deh.. --

huh..!

Sabtu, 01 Maret 2014

// sandiwara bebatuan //

:..apa
yang tersirat dari diammu?
bagaimana
menjelaskan kegalauan kita
jika
waktu dan ruang kali ini
adalah cuplikan kesia-siaan
maka
diam kita
adalah sandiwara
seperti bebatuan
dan
tugu tanpa sejarah