Jumat, 28 September 2012

Distorsi Hening 1727 Desibel

 
: sunyi,
dan kebisuan terbiaskan melewati pagi
yang selalu memberikan riuh
untuk melangkahkan kaki..

apa yang menjadi balas bagi salam sapa jernihnya?
apakah hanya distorsi keheningan yang diharapkan?



..nah,
dengan segala hormat..
sekarang apa lagi yang dapat kita bicarakan..!?
sementara
dinding itu 'ngkau bangun semakin terjal
dan berlava..!?
sedangkan kita terpisah dimensi jarak terbentang..
aku di ulu..
'ngkau di ilir..
meradang
diantara rentang membakar

uhh, kalau itu saja.. 
semoga terbentanglah layar
menempur hamparan laut
tanpa tanya,
tanpa jawab
dan sepi
menutup malam di sana

-- sementara kayuh telah mererak rapuh dan lunas bahtera telah dipahat ombak.. 
lalu perlahan dipeluk samudera. --


Sajak Kolaborasi dengan Romi Wolf Chrome

.

Senin, 24 September 2012

Immobile atawa 5 dari 5-logi

 


"mungkin, ya..
aku buta
tak melihat bentangan ramburambu 
mungkin juga
aku tuli
tak mendengar serine bahaya
hingga
terpental terbanting teronggok
di pinggir jalanku sendiri..!

jadi..
pergi, dan tak usah hitung langkah
yang membosan terbeban
bukankah kita "biasanya" telah terlalu percaya
bahwa:
akan selalu ada peluang
untuk memaknai kepulangan..?

bagaimana menempur samudra
jika 'ngkau tak jua menggapai pengayuh..
sedang aku telah sampai ke seberang..?
tapi.. ah,
biarlah..
mungkin telah 'ngkau anggap impas
segala utang-piutang
perihal jiwa dan qalbu..!?"



Kolaborasi Sajak dengan Dwi Andari

.

impromptu atawa 4 dari 5-logi

 : senyum membayang berival bulan sabit..
aku menuai rindu
yang tertunai pada jejak pendakian terakhir..
sekedar terucap do'a lirih
"selamat jalan segala kenangan..!'
berliukan seperti rol film bisu
ahh, lihat..
kita bergenggaman tangan
melukis kesendirian berdua
dalam balutan kepurapuraan mahasempurna



kita tetap tatap yang tak tertatap
tanpa berani inginkan keinginan
apalagi menyatakan 
duh, 
segaris nyeri mengiris-ringis
sejutasatu aturan menyayat
dan kita
terdiam
nikmati perihnya..!

Dan.. ia membisik lirih
hampir tak terdengar di telinga batinku..
"aku takkan pernah bisa lupakanmu,
aku cuma kehilangan rasa,
tak mampu membaca
bening niat qalbumu"
ujarnya..
sembari memeluk helaian runtuh
penyangga jiwa..!


Kolaborasi Sajak dengan Dwi Andari

.

Kamis, 20 September 2012

Imanen atawa 3 dari 5-logi

 
: lagi..
bercermin aku pada retaknya
coba membaca setia
pada kerut yang menggelombang
pada waktu bergulir  mewarna helai rambut
pada kedalaman sepi telaga hitam mataku
pun pada buram liar aura
memancar 
sejuta isak yang teredam bungkam
ya, terus kubaca
susuri kata menuju titik tak berkoma
teriakkan diam
sepanjang zaman menapak
berjalan berlari
terus 
dalam sepi belantara sesal


tetapi.. harusnya,
tak perlu sesali..
segala kebodohan manis
yang termakan nasib

atasnama apakah..?
cinta
sayang
kepura-puraan
atau
apalah namanya..!?
biar saja..!

-- dan aku membatu 
 dalam kerasnya hukuman,
vonis tergurat..
tak kubiarkan tetes meluruh.. 
 karena,
luka itu..
nyeri ini mutlak milikku sendiri..! --


Kolaborasi Sajak dengan Dwi Andari

.

Imakulata atawa 2 dari 5-logi

-- putus arang bercerai lalu.. putus benang dapat disambung
lalu jarum, lalu kelidam.. bla.. bla.. bla.. --




: aku cuma ingin 'ngkau menjadi akar
pada tebing hidupku,
tubir qalbu
tak soal
jika hanya akar ilalang sekalipun
terikatjalin 
tak apa, sayang..
hiduplah di hidupku
sulam canda jahit luka
rangkai imaji
sutradarai cerita
meski harus tempuhi  
dukasuka
sukaduka
kelindan persahabatan paling indah
yang pernah ada..

-- semoga, tak berai bagai tasbih putus benang --

karena aku tau..
malaikat pun akan iri menyaksikan 
kelindan akar ilalang
dan tebing jiwa
kita..!


Kolaborasi sajak dengan Dwi Andari

.

Rabu, 19 September 2012

Imbroglio atau 1 dari 5-logi

 
-- Dan.. ia memeliharanya, bersenandung sepi,
piaraan senyap.. lolong terbisu.. --
 
: berbusur rasa
beranakpanah rindu
meski rimba berbelukar perdu
meski terlalu tinggi terjal dan tajam
dinding itu
engkau kuburu
hingga bukan kumenyerah
menepi diri tanpa melawan?
taklah..!

hanya saja..
betapa lucu menertawai diri di cermin retak
wajah pecah seribu
tak karuan bentuk,
tubuh rerak tak utuh dalam nyeri bertaut
bahkan sedalam diam pun..
masih kutemukan keriuhan dipelihara sunyi
sedang 'ngkau..
selangkah gemingpun tidak..!?

maka,
izinkan saja aku bermalam di hatimu
karena
dalam dekapmu aku sempurna
pun hanya denganmu
kuingin berbagi rasa
tak peduli bumi langit menentang
kan kurajah mimpimimpi kita

tuk bekal kita bangunkan matahari
dan merangkainya utuh
sebagai kepingan akhir
puzzle hidup

bukankah dalam hidup
kita harus ciptakan bahagia..
bukan mengejar
apalagi mencari-carinya..?

Kolaborasi Sajak dengan Dwi Andari

.

Jumat, 14 September 2012

seabsurd senja seluruh

 
: aku masih tetap mengimpikan
potongan fragmen draf 
alam absurditas bawah sadarku



..senja mendatar
terus menurun
di sejagad lanskap
'ngkau dan aku tenggelam
dalam pujian pada sang Pemilik Cinta
di hijab tanpa batas
dan itu
cukup bagiku
entah buatmu..

.

Selasa, 11 September 2012

repetisi harap

 


..uhh,
bulan separuh bayang
melorot ke barat..
cukup ngingatkan
sekilas tirus senyum membayang.. mu
..dan
kutepis membubung-layang biasnya,
biar karam
di rindang kenangan..
lenyap
di riap harap..!

.

Senin, 10 September 2012

Perempuan Terbaik; (khusus untuk laki-laki "terbaik")

lelaki sunyi merapal doa 
menguntainya di tiap lail dan sujud
ia berharap..


: yang Terbaik dari ALLAH
bukanlah yang tak pernah berbuat salah
tetapi.. yang selalu mampu berkata MAAF
untuk setiap kesalahannya
dan.. yang memiliki sejutasatu MAAF
untuk kesalahanmu
yang menerima masalalu mu
siap merancang masadepannya bersamamu
yang selalu cemas,
hilang akal ketika 'ngkau tak memberinya kabar

tak pernah lupa menyebutmu
dalam do'anya
memberi,
menyalakan semangat
mengajarkanmu tujuan hidup
prioritas hidup..!"

lelaki itu tersenyum sendiri
-- masih dalam sunyi.. --


Terimakasih buat Alimi Nur Rosandy atas inspirasinya

.

kutuk rembulan..!! (eclips)

 
"simpan maafmu sampai terbisu..
aku tau 'ngkau terlalu kepalabatu
untuk sesuatu yang 'ngkau kira benar
dalam takar egomu..
jadi, silakan saja matihati..!"


:.. sebab kini, bisa saja memaafkan
adalah memberi sedikit ruang pada rasa benci..
baik 'ngkau atau aku..

"dan mungkin, aku dapat melupakan segala tentangmu..
tetapi..
apa mungkin aku mampu mengusirmu dari qalbuku..!?
menipunya.."
meski ragu, lanang berbisik..
-- seperti yg 'ngkau lakukan pada hatimu..!? --

: eclips dalam dialog terpatah 
perempuan membisik serupa ratap
"..wahai semesta,
semua telah aku jalani,
kusimpan kutuk rembulan selama seabad
dan kini telah kukembalikan matahari,
aku pun telah menjadi eve yang telah memilih pendosanya
bahkan
telah menjadi abu yang hujan antar ke samudra.."

tapi kutuk rembulan masih menikam jantungku..!

-- dan aku benarbenar perempuan terkutuk yang mencintai bayangbayangnya sendiri --

"Aaahhh.. lanang,
kutuklah aku dalam marah dan diammu!"

Kolaborasi Diaolg Puitik dengan Dewi Indra Puspitasari

.

kutuk rembulan..! (re-construction)

 
: perempuan itu menyesal
telah mengembalikan matahari kepada langit
karena
matahari kembali membuatnya mencintai bayangbayangnya sendiri
seperti yang pernah dulu dikatakannya kepada rembulan,
ketika rembulan mengutuknya..

katanya pada rembulan ketika itu
"aku adalah perempuan yang menelan matahari,
karena matahari akan membuat bayangbayang
yang akan aku cintai sendiri..
tidakkah kau lihat rembulan,
matahari tidak pernah memberikan cahayanya kepadamu
dengan sungguhsungguh!
Ia hanya meminjamkannya kepadamu
sebentar saja,
selebihnya kau gelap semata! 
dan
kini telah kukembalikan matahari pada langit,
seperti yang ia pinta kepadaku.."

"..aku cuma pingin jadi lelaki..
yang bisa menyimpan sepisunyinya
sendiri..
sebab,
cinta bukanlah
soal atau masalah memiliki..
cinta adalah
keberanian untuk pergi
atau
ditinggal pergi..!?"

katanya ketika itu,
kembalikan matahari kepada langit,
dan tuntaslah kutuk bulan kepadamu..

tapi kutuk bulan kepadaku tak akan pernah putus..!
-- teriakku pada lanang yang telah memanggilkan hujan untukku--


Kolaborasi Dialog Puitik dengan Dewi Indra Puspitasari

.

-- Enigma 3174 mdpl --

 


: bukankah ketinggianmu
yang menantangku,
melainkan
desau angin
dan
riuh kabutmu
yang mebuatku jatuh rindu..!
Sungguh.

.

Jumat, 07 September 2012

bagiku.. (sajak coba-coba romantis)

 


: telah kusaksikan
sepenuh matahatiku
dengan sungguh-sungguh
pijar jingga gerhana di hatimu
menyisakan percikan bara
membutakan hingga 
bagaimana mungkin
dapat menipu jiwa
dan mengisi hatiku
dengan yang lain
sementara 'ngkau telah memenuhi
melukisnya
takmau lalu dari situ..!?
tak pula kupinta menyayangku
hingga ujung waktu
cukup di tiap hembus
dan tarikan nafasmu, sayang..
sebab, bagiku..
itu adalah harta paling indah
di fana dunia

.

tiap ruas dzikir

 
: inginku mempersulang sajak sajak
di kerebahan bulubulu matamu nan lerai jatuh
yang tak akan mengujah..
bentangan titi nan lekang untuk penuai ranah
sebongkah asa..

tapi apalah daya..
sekuncup cambukpun tak lerai menghadang
sedengking tubuh nan ringkih
disela sapuan lontang rawerawe
si sapu jagad..

aih.. bagaikan ikat lepas lonceng gentapun tertampar
tandus di gumam rasaian..

sungguh malang nasibmu nak,
bagaikan padi di sela sianik..

tetapi nak, jangan pernah jera
dengan kerikil kerikil tajam
nan akan menujah telapak kakimu
karena di setiap sela nikmat
nan telah dititahkan Allahu SWT pasti ada hikmahnya..

sejengkal demi sedepa
di setiap perjalananmu
akan selalu kami selipkan di setiap ruas dzikir..
do'a yang terbaik untukmu
semoga saja di setiap lubuk nan engkau singkapi
akan bertemu jua dengan kerindangan
ikan nan bercorak rupa..


Terimakasih buat Inspirasi sajak dari Charlie Bro Koto

.

Kamis, 06 September 2012

proyek dimensi ruang damai

 


"..apa lagi yang dilakukan,
ketika kata-kata telah tak mampu menjelaskan
keriuhan pikir dan batin?

-- cukup melongo, tercenung, tulis di dinding angin!? -- 

hmm..
maka, mulailah "keringaman itu",
berarti..
saatnya menunggang waktu,
ruang,
dan dimensi kenisbian
mengetuki pintu damai.."

siapa yang pernah ke masa depan..?

.

Rabu, 05 September 2012

mengeja duri

 
-- "wahai..
siapa yang melintas di hujan kabut
meretas gerumbul pepohon teh
dingin yang mengajarkan gigil
atau
sayat angin di pinggan unggun
duhai..
'ngkaukah yang berjinjit di tanjak fajar
menginjak bara bersisa puntung
luka yang mengajarkan erang
atau
menghidu ruap tanah
menikmati geletar dingin di pori-pori..
tarian tempiasnya pada rerintik airmata
masih tak cukup membasuh..!?" --

.

terletak di kolom pertama, tanpa tajuk..

-- 'ngkau terziarahi, wahai.. --


"kukitari menara angin dalam temaram pagi
menyusuri selasarnya..!
telah kuteriakkan namamu..
di setiap liuk tualangku
kutatah-niatkan pula di tiap untai do'aku
menghirup serupa dzikir di tiap hela nafas
hingga
menunggu saat paling tepat
melafadzkannya padamu..!
.. dan semoga
riung awan menceritakan desaunya
dalam gigir dingin dan kelam malam
di awal periode terakhir fase hidup..!"


Kolaborasi Dialog Puitik dengan Rayap Habibur Rachim Rusdi

.

Senin, 03 September 2012

-- Parodi Narciscus --

 
"..sungguh,

aku mencintaiku
dalam jiwa dan pikir,
setiap irama degup, detak jantung,
tanpa pernah terniat sekilaspun
khianat..!
sebab, konon
Jupiter menertawakan sumpah
orang yang sedang jatuh cinta..
yang terlalu sering diucap
pada umumnya,
-- yang seolah takkan lagi dapat berubah --, katanya..
padahal..?
everything is bullshit..!"

.

Jurnal Ramadhan


Jum'at ke-4

-- Ramadhan ke-9 --
: apa kau juga merindukan siklus keniscayaan
seperti saat ini,
seperti aku merindu seluruhmu
dalam sedikit kenangan
yang tersisa..!?

28 Ramadhan
..dingin menerpa sgala sendi
lanskap langit bening
berkilau gemintang,
tanpa rembulan
dia tersenyum simpul
menanti hadirku kalì ini..



29 Ramadhan
..kalì ini,
bayangmu separuh
ditikam awan yang menggantung..
indah,
meski sulit didaki
tapi terjalmu mencipta dendam rindu,
bertalu..!

30 Ramadhan
..aih,
dan gigil dingin
memecah konstelasi,
fokus batin
dan
pikir senja ini..
maka,
nikmat manalagi yang 'ngkau dustai..?

Malam Takbiran
: gelap pekat mendekap
dingin dan rinai kabut luruh mengguyur..
para malaikat melafadz pujian,
dan aku tenggelam
pada hening
dalam bening,
terpekur..

.

what a jinx..!



: bulan tua lencir,
menatap pucat bayang hatimu
menikmati sisa purnama
yang tergelincir, lindap
sebayang pucuk akasia..
purnamalam rembulan terang,
penuh dan bisu..

ia sendirian,
dicumbu kabut

sisik awan di ufuk barat..!
menegaskan kesepian pada edarnya
sementara
aku gigir bermandi cahaya..!
dan..
aku terlalu mengenalmu,
sampai bayangmu menipu diri sendiri
hingga
itu pun menipu mata hatiku..
.