: menyerahkan
waktu hidupku
memasrahkan jalannya
pada-Mu
ke mana kan bermuara
...
dan..
tetap akan coba
memaknai
sisa waktu
yang terutus
dengan tulus kasih
bening hati
Udah.. ah..!
inilah sajakku, sayang… sajak seseorang yang terpenjara dan menyandarkan kehidupannya pada mata kail kenangan.. namun, bukankah selalu ada batas, meski untuk jiwa yang paling amarah sekalipun..? (rememory – Efvhan Fajrullah)