Jumat, 24 Februari 2012

dead poet society atawa sajak sedang murka

(*) "one reads poetry because he is a member of a human race,
and the human race is filled with passion!
medicine, law, banking these are necessary to sustain life.
but poetry, romance, love, beauty? these are what we stay alive for!"

"seseorang membaca puisi karena ia adalah anggota dari ras manusia, 
dan umat manusia dipenuhi oleh gairah!
 kedokteran, hukum, perbankan diperlukan untuk mempertahankan hidup.
 tetapi puisi, romansa, cinta, keindahan?  ini adalah apa yang membuat kita tetap hidup!"

: sajakku marah
pada kekecewaan
dan
kemurkaan
tetapi
masih harus kupendam
seujung mungkin
agar
tak meluap
supaya tak menggarang
... apalah daya
lelaki akhir zaman
terkunci
di peti memoar
membusuk
tanpa terhitung sejarah

oh,
mungkin do'amu
jadi bisu
harapmu terkelu lidah
asamu menggosong qalbu
diijabah Allah?

hingga
diammu menjadi tanya terbesar ke-duaku
setelah penciptaan cinta!

--izinkan aku muntah, untuk sekali ini saja, aamiin..--


(*) Diucapkan oleh tokoh "guru"  John Keating
dalam novel "Dead Poet Society karya N.H. Kleinbaum.
Ditulis berdasarkan film Dead Poet Society.
Sutradara: Peter Weir
Skenario: Tom Schulmann
Touchstone Picture, 1989.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar