inilah sajakku, sayang…
sajak seseorang yang terpenjara
dan
menyandarkan kehidupannya
pada mata kail kenangan..
namun,
bukankah selalu ada batas,
meski
untuk jiwa
yang paling amarah
sekalipun..?
(rememory – Efvhan Fajrullah)
lebih diam batu, lebih keras dari baja, bukan kayu, angin pun kalah tertipu arah terlebih dingin es padahal... mungkin cuma segumpal daging bercampur darah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar