inilah sajakku, sayang…
sajak seseorang yang terpenjara
dan
menyandarkan kehidupannya
pada mata kail kenangan..
namun,
bukankah selalu ada batas,
meski
untuk jiwa
yang paling amarah
sekalipun..?
(rememory – Efvhan Fajrullah)
: duhai... yang menghampa gontai melepuh berdarah terpanggang matahari rindu belum tibakah pada kulminasi penat menipu topeng rasa..? atau... memang saat untukku bunuh jiwa..?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar