meledak
di pertigaan steiger
lampu berhambur
pijarnya mampet
pecah
dalam rencah
seseorang gamang
di atas kepalanya
para-para miring
tak sinkron
hilang keseimbangan
rebah gemerubuk
meninggalkan debu
mengepul tanpa pertanyaan
terbilang luka sejarah
.
inilah sajakku, sayang… sajak seseorang yang terpenjara dan menyandarkan kehidupannya pada mata kail kenangan.. namun, bukankah selalu ada batas, meski untuk jiwa yang paling amarah sekalipun..? (rememory – Efvhan Fajrullah)