Selasa, 12 Februari 2013

epilog absurdis;... (tak berulang)

: kita sepasang
bisu terhadang dogma..

aku terjajar, terdiam di sudut kehampaan.
bukankah cinta itu adalah pelangi
penuh warna
senja dengan semburat jingga sempurna
hingga nila mengungu?

tapi
mengapa dalam dekapan kami
cuma 2 warna sama
hitam,
dan kelam

'ngkau runtuh dalam angkuhmu
menggumambisik seperti angin senja itu

aku terjajar,
terjatuh ditampar kenyataan
telah begitu mahal harga terbayar
untuk tak jadi munafik
seperti sekarang
entah berapa lagi terhutang
agar tetap bersama menjaga rasa

'ngkau tak paham muslihat pikiranmu
logika
retorika tanpa hati
tanpa nurani..
hingga harus terus mencari-cari
apa yang mau dibakar..!

aku dan 'ngkau terjajar,
bersimpuh dalam ketakberdayaan

Tuhan,
akankah kami sanggup melunasinya
harga dari sebuah “perbedaan”

kita sepasang
terjebak elipsis kegamangan
tertelan aturan norma
dan keangkuhan

ya, kita sepasang..
saling berjalan memunggungi malam
merapal kalimat sakti berulang-ulang..

"denganku adalah: kenangan bodoh yang manis..!?"


Sajak Kolaborasi dengan Dwi Andari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar