inilah sajakku, sayang… sajak seseorang yang terpenjara dan menyandarkan kehidupannya pada mata kail kenangan.. namun, bukankah selalu ada batas, meski untuk jiwa yang paling amarah sekalipun..? (rememory – Efvhan Fajrullah)
Minggu, 03 Februari 2013
medium teretak;.. (tak teratifikasi)
: ah,
terbenam di palung kecewa
kita sepasang
gontai langkah
malam mendekap
mendekat tanpa diundang
terlepas genggaman
diradang kepekatan gulita
rasa oleh rasa...
sumir waktu
mengayun asa membuta
meski disesaki jutaan khayali
tetap saja nyata terlukis
mereka bilang;
betapa lugu..
ketika teriakku didekam kebisuan
menantang leluka
dicecar basah perih menindih
tangis menggenang-rayap
semua terkenang, lintas membayang
mengucurlah..
segala sesal yang membunuh berkali-kali
'ngkau tergeletak pasi di sisi luar
meracau igau tak tentu
ntah malu risih atau..
sekarat
aku jadi tak perduli
hingga latah jawabmu..
tak terurus
menggelepar pada titik azimuth terjauh
kita terputus nadi
darah mengering
perlahan
kita mati..
Kolaborasi Sajak dengan Dwi Andari
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar