“perjuangan tualang perjalanan kata di padang makna
adalah menemukan tanda baca..!”
.. seperti analogi;
pernah merasa..
tiba-tiba seakan mengenal seseorang,
-- meski belum pernah bertemu sebelumnya --
di mana saja
kapan saja
de javu kah..!?
tetapi..
tetap saja tak mengenalnya, ternyata..
aha..!
inilah sajakku, sayang… sajak seseorang yang terpenjara dan menyandarkan kehidupannya pada mata kail kenangan.. namun, bukankah selalu ada batas, meski untuk jiwa yang paling amarah sekalipun..? (rememory – Efvhan Fajrullah)
Kamis, 27 Februari 2014
27 Rabi’ul Akhir - 2.52 menit
“taruh saja masalalu di belakangmu
sebelum kau dapat maju..!”
-- ujar ujar ringan orang bijak zaman dulu --
.. dan aku
masih harus berjuang
untuk tak tidur
bukan karena terserang virus
insomnia
atau
begadangism, bukan..
aku cuma tak ingin
‘ngkau memasuki kehidupanku – lagi --
bahkan untuk sekedar
memasuki mimpiku sekalipun..!
paham..!?
sebelum kau dapat maju..!”
-- ujar ujar ringan orang bijak zaman dulu --
.. dan aku
masih harus berjuang
untuk tak tidur
bukan karena terserang virus
insomnia
atau
begadangism, bukan..
aku cuma tak ingin
‘ngkau memasuki kehidupanku – lagi --
bahkan untuk sekedar
memasuki mimpiku sekalipun..!
paham..!?
Analogi Buntu..
: seperti keheningan
antara nada
yang memegang akord musik
‘ngkau dapat menguasai orang-orang,
asal
kau memberikan sesuatu pada mereka..
sedang jika mengambil segalanya dari seseorang,
maka
orang itu takkan pernah tunduk padamu..
karena,
kelangsungan hidup
terkadang menuntut keberanian
berubah..
atau tidak samasekali..!
terserah..
antara nada
yang memegang akord musik
‘ngkau dapat menguasai orang-orang,
asal
kau memberikan sesuatu pada mereka..
sedang jika mengambil segalanya dari seseorang,
maka
orang itu takkan pernah tunduk padamu..
karena,
kelangsungan hidup
terkadang menuntut keberanian
berubah..
atau tidak samasekali..!
terserah..
-- not even --
: kepercayaan.. hampir sama
seperti ketakutan atau cinta
memaksa untuk dipahami
seperti memahami teori
atau
kerelatifan
dan prinsip ketidakpastian..
fenomena yang mengarahkan tujuan hidup..
sedangkan kebebasan,
adalah gemerincing kebodohan
untuk peradaban
sebab..
hanya mereka yang tak bebas
yang paling paham
arti
dan
makna sebenarnya..!
ah, aku melantur...
seperti ketakutan atau cinta
memaksa untuk dipahami
seperti memahami teori
atau
kerelatifan
dan prinsip ketidakpastian..
fenomena yang mengarahkan tujuan hidup..
sedangkan kebebasan,
adalah gemerincing kebodohan
untuk peradaban
sebab..
hanya mereka yang tak bebas
yang paling paham
arti
dan
makna sebenarnya..!
ah, aku melantur...
Selasa, 25 Februari 2014
// Intuisi belang-belang //
intuisi radar bawah sadar menyatakan;
"harusnya berhati-hati menelaah
bahwa
orang yang dicintai
harusnya pula sangat berarti
hingga
bagaimana bisa
mempercayakan perasaan..!"
-- ketika saatnya tiba dan menghilang --
aspirasi ruang hampa hari ini mengatakan;
"satu-satunya cara untuk bisa tau..
adalah
dengan harus mendapatkan perasaan itu..!
mengirimkan sinyal
serupa ombak
atau
angin kesadaran pada dirinya
sebab..
mengapa harus gemetar di tepi nganga jurang?"
-- apa telah siap jatuh dalam sekejab..? --
ahh, memalukan..
"harusnya berhati-hati menelaah
bahwa
orang yang dicintai
harusnya pula sangat berarti
hingga
bagaimana bisa
mempercayakan perasaan..!"
-- ketika saatnya tiba dan menghilang --
aspirasi ruang hampa hari ini mengatakan;
"satu-satunya cara untuk bisa tau..
adalah
dengan harus mendapatkan perasaan itu..!
mengirimkan sinyal
serupa ombak
atau
angin kesadaran pada dirinya
sebab..
mengapa harus gemetar di tepi nganga jurang?"
-- apa telah siap jatuh dalam sekejab..? --
ahh, memalukan..
Minggu, 23 Februari 2014
sentinel tuba kabut
: malam baru usai didera hujan
sang kabut menikam tikam
setiap kesempatan
menerbitkan 1 pertanyaan dalam
tubi bertuba
mengganjal terlalu intim
-- mungkin naif.. --
pada sang sentinel
pertanyaannya adalah..
“apakah ‘ngkau akan menjawab pertanyaan yang tidak perlu dijawab..!?”
Ahaa..
sang kabut menikam tikam
setiap kesempatan
menerbitkan 1 pertanyaan dalam
tubi bertuba
mengganjal terlalu intim
-- mungkin naif.. --
pada sang sentinel
pertanyaannya adalah..
“apakah ‘ngkau akan menjawab pertanyaan yang tidak perlu dijawab..!?”
Ahaa..
22 - 2 - dinihari 2.29 menit
: kurasa,
pada akhirnya
hidup hanyalah tentang merelakan segalanya
mengikhlaskannya
tanpa perlu pertanyaan
untuk apa
mengapa
atau..
buat apa..
tapi, taukah..
apa yang paling menyakitkan?
..tak ada kesempatan mengucap
“selamat tinggal..!”
pada akhirnya
hidup hanyalah tentang merelakan segalanya
mengikhlaskannya
tanpa perlu pertanyaan
untuk apa
mengapa
atau..
buat apa..
tapi, taukah..
apa yang paling menyakitkan?
..tak ada kesempatan mengucap
“selamat tinggal..!”
// mengeja rindu //
: sepersekian masa di pintu cuaca
tiba tiba saja aku lupa
mengeja kata itu..
er.. i.. en.. de.. u..!
-- ugh --
lalu kau bicara
tentang rintik hujan di musim kemarau,
kataku..
"itu tangisku
yang diterjemahkan oleh langit,
dan
tidak terbaca oleh matamu"
hingga hilang lamur bayang halimun
di hatimu..
(kolaborasi dialog puitik dengan Alen So)
tiba tiba saja aku lupa
mengeja kata itu..
er.. i.. en.. de.. u..!
-- ugh --
lalu kau bicara
tentang rintik hujan di musim kemarau,
kataku..
"itu tangisku
yang diterjemahkan oleh langit,
dan
tidak terbaca oleh matamu"
hingga hilang lamur bayang halimun
di hatimu..
(kolaborasi dialog puitik dengan Alen So)
Rabu, 19 Februari 2014
// retorika intro kemarau //
: hujan baru usai musim
selaras kabut menjauh
memberai
dibawa angin
ke selipan penjuru
tapi..
masih tersisa
kubangan
becek
tergenang
di sana sini..
maka..
kegerahan dimulai..!
selaras kabut menjauh
memberai
dibawa angin
ke selipan penjuru
tapi..
masih tersisa
kubangan
becek
tergenang
di sana sini..
maka..
kegerahan dimulai..!
Minggu, 16 Februari 2014
-- hope and sun --
“But
soft, what light through yonder window breaks?;
It
is the east, and Juliet is the sun.
Arise,
fair sun, and kill the envious moon,
Who is already sick and pale with grief
That
thou, her maid, art far more fair than she”.
(Shakespeare
– Romeo from "Romeo and Juliet" Act 2, scene 2, 2–6)
“Tapi lembut, apa cahaya melalui jendela
di sana?
Ini adalah timur, dan Juliet adalah matahari.
Bangunlah, matahari adil, dan membunuh bulan iri,
Siapa yang sudah sakit dan pucat dengan kesedihan
Engkau itu, pembantunya, seni jauh lebih adil daripada dia”.
Ini adalah timur, dan Juliet adalah matahari.
Bangunlah, matahari adil, dan membunuh bulan iri,
Siapa yang sudah sakit dan pucat dengan kesedihan
Engkau itu, pembantunya, seni jauh lebih adil daripada dia”.
bahwasanya
setiap
hari matahari akan terbit
dan..
kebenaran laksana
matahari
meski dapat
dihindari
– untuk
seberapa waktu –
tetapi..
tetap saja
dia tak
akan pernah pergi..!
sedangkan
harapan
merupakan satu-satunya
hal
yang lebih
kuat dibanding ketakutan
sedikit..
akan
sangat efektif
jika
banyak
akan
sangat berbahaya
secuil,
cukup secuil..
Itu akan cukup
pula
membangkitkan
kekuatan alam bawah sadar
yang maha dahsyat..!
Kamis, 13 Februari 2014
09.09 menit - masih 13 Rabi'ul Akhir
"sepertinya
hidup memang serupa kebetulan
-- kebetulan yang disengaja --
seperti halnya taqdir
yang juga dibuat
dan
dirancang sedemikian rupa
oleh Tuhan..!?
sedangkan kita..
terlalu angkuh
untuk sekedar menyadari
bahwa kita
sebenarnya tidak punya apa-apa
bahkan
untuk sekedar mencatat
ketulusan, kejujuran,
kebenaran,
kebanalan, ketololan,
kemunafikan,
hingga kebodohan
paling naif sekalipun..!"
hidup memang serupa kebetulan
-- kebetulan yang disengaja --
seperti halnya taqdir
yang juga dibuat
dan
dirancang sedemikian rupa
oleh Tuhan..!?
sedangkan kita..
terlalu angkuh
untuk sekedar menyadari
bahwa kita
sebenarnya tidak punya apa-apa
bahkan
untuk sekedar mencatat
ketulusan, kejujuran,
kebenaran,
kebanalan, ketololan,
kemunafikan,
hingga kebodohan
paling naif sekalipun..!"
3.33 menit 13 Rabi'ul Akhir
: sujud lailku tersendat airmata
pada sajadah kusam
dan
bolong-bolong
gemeretas tasbih di sela jemari
tak usai
sementara di luar sana
malam berpusing riuh angin
kesiur rembulan penuh memandikan
bersama rinai cahayanya
aku masih terpapar
terjaga
menunggu pagi datang
tanpa tanya..
pada sajadah kusam
dan
bolong-bolong
gemeretas tasbih di sela jemari
tak usai
sementara di luar sana
malam berpusing riuh angin
kesiur rembulan penuh memandikan
bersama rinai cahayanya
aku masih terpapar
terjaga
menunggu pagi datang
tanpa tanya..
Selasa, 11 Februari 2014
– stuck in a place at nowhere –
"If thou wilt weep my fortunes, take my eyes.
I know thee well enough, thy name is Gloucester; Thou must be patient; we came crying hither: Thou know'st, the first time that we smell the air we wawl and cry."
(Shakespeare - Lear: from "King Lear" Act 4, scene
6, 176–180)
“Jika Engkau menangisi nasibku, mencopot mataku.
Aku tahu ‘ngkau cukup baik, nama-Mu adalah Gloucester; ‘ngkau harus sabar, kami datang ke sini menangis: ‘ngkau tau itu, pertamakalinya menghidu udara, kita berseru dan menangis”.
Aku tahu ‘ngkau cukup baik, nama-Mu adalah Gloucester; ‘ngkau harus sabar, kami datang ke sini menangis: ‘ngkau tau itu, pertamakalinya menghidu udara, kita berseru dan menangis”.
:
sejak awalnya selayak tukal merambat
pada sebuah
dimensi
ntah ruang,
waktu
atau..
jiwa, sekalipun
tak
pernah tersadari dalam hitungan
terlalu
naif kehadirannya
setelah
bermacam fragmen, babak hingga episode
beruraian
sengak..
baru
kini..
labirinnya
benar benar menjerat
sebuah
jebakan termanis
tanpa
kepungan, tanpa anarkisme
sebuah tempat bernama
“bosan..!”
Minggu, 09 Februari 2014
kontemplasi taman bunga
: ada suatu keinginan
mengendap
terkontemplasi pedat rapat
pada ruang imaji
..mengajakmu tamasya
bersama ke taman mimpi
di sana
akan kau temukan remah
dari sisa kesetiaan
terserak di tiap simpangan
‘ngkau
akan menemukan taman bunga
dengan segala rupa
tetapi
cuma memiliki satu makna,
cinta..!
-- sayang, itu tinggal mimpi..
rubuh rebah tanpa sisa --
mengendap
terkontemplasi pedat rapat
pada ruang imaji
..mengajakmu tamasya
bersama ke taman mimpi
di sana
akan kau temukan remah
dari sisa kesetiaan
terserak di tiap simpangan
‘ngkau
akan menemukan taman bunga
dengan segala rupa
tetapi
cuma memiliki satu makna,
cinta..!
-- sayang, itu tinggal mimpi..
rubuh rebah tanpa sisa --
Jumat, 07 Februari 2014
// poemathematics //
: sebelum cemburu membunuh
..sehingga
harus dengan tegas
kukatakan
rasa itu
bukan untukmu
itu rindu
tidak buatmu
getar itu
tak hadir kepadamu
-- selamat tertipu duhai hati.. ku..! --
..sehingga
harus dengan tegas
kukatakan
rasa itu
bukan untukmu
itu rindu
tidak buatmu
getar itu
tak hadir kepadamu
-- selamat tertipu duhai hati.. ku..! --
// momen antara //
: pada suatu kesempatan tak berulang
sebuah momen antara..
aku menemukanmu di masalalu
teberak*
menggapai kapai terseret sungai waktu
hinggaku tak sempat mendengar jawabmu
jadi, izinkan kubertanya kali ini saja.. – lagi –
mungkin dengan diksi yang tak ngkau sukai..
sesiapa di antara kita..
yang menemukan kehilangan?
aku atau ‘ngkau,
sama saja, bukan..?
tetapi,
kehilangan bukan lagi tangis,
kepedihan atau perih menusuk..
bukan pula rasa sakit..
Kehilangan adalah Kesabaran
karena,
Allah ingin agar kita paham..
bahwa Dia akan membalas kesabaran itu
dengan hal yang jauh lebih indah..
InsyaAllah..!
*mengambang terseret arus = bahasa Palembang
sebuah momen antara..
aku menemukanmu di masalalu
teberak*
menggapai kapai terseret sungai waktu
hinggaku tak sempat mendengar jawabmu
jadi, izinkan kubertanya kali ini saja.. – lagi –
mungkin dengan diksi yang tak ngkau sukai..
sesiapa di antara kita..
yang menemukan kehilangan?
aku atau ‘ngkau,
sama saja, bukan..?
tetapi,
kehilangan bukan lagi tangis,
kepedihan atau perih menusuk..
bukan pula rasa sakit..
Kehilangan adalah Kesabaran
karena,
Allah ingin agar kita paham..
bahwa Dia akan membalas kesabaran itu
dengan hal yang jauh lebih indah..
InsyaAllah..!
*mengambang terseret arus = bahasa Palembang
ini (sepertinya) rindu
: nakalnya anganku berseliwer
lompat meloncat hilir mudik
ketika rasa mengusik mengetuk-ketuk
deram bertalu
padamu gemuruh rindu menaut
duhai
penguasa mimpi dalam tidur
pada mimpi tanpa tidur
ahh,
ini – sepertinya – rindu
hidup
menggeliat
dalam aliran darahku
berdenyut
memompa tuas jantung
berjejalan
gema menggaung pada pulsa aorta
namamu tersebut,
meski cuma desisan
duh..
sungguhku suka denyarnya
NB: tolong, jangan berhenti mengusik..!
-- Kolaborasi Sajak dengan Dwi Andari --
lompat meloncat hilir mudik
ketika rasa mengusik mengetuk-ketuk
deram bertalu
padamu gemuruh rindu menaut
duhai
penguasa mimpi dalam tidur
pada mimpi tanpa tidur
ahh,
ini – sepertinya – rindu
hidup
menggeliat
dalam aliran darahku
berdenyut
memompa tuas jantung
berjejalan
gema menggaung pada pulsa aorta
namamu tersebut,
meski cuma desisan
duh..
sungguhku suka denyarnya
NB: tolong, jangan berhenti mengusik..!
-- Kolaborasi Sajak dengan Dwi Andari --
Langganan:
Postingan (Atom)