inilah sajakku, sayang…
sajak seseorang yang terpenjara
dan
menyandarkan kehidupannya
pada mata kail kenangan..
namun,
bukankah selalu ada batas,
meski
untuk jiwa
yang paling amarah
sekalipun..?
(rememory – Efvhan Fajrullah)
Kamis, 27 Maret 2014
gunung pada angin:
"bukankah diamku adalah jawab yang kukalungkan pada sepoi rindumu? bukannya tlah pula kau sisir granit dan karang hati berbelaian dalam cumbu gairah di sedingin kabut datang ketika embun jatuh menjadi hujan njelma jeram-riam tak bersisa"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar