by Efvhan Fajrullah on Sunday, April 11, 2010 at 1:25am
Masih tentang Kamu....
Setiap denyut jangkar jiwa bercerita riuh, tentang Kamu...
di setiap serpihannya beredar racun mengendap diam,
tenang namun bergemuruh
manik mata jadi ungkapan rindu paling dalam
tentang risau meraja dukaku
membeku-menguap terbang
bersama angin gunung di lembah-lembah
bulan pucat dicumbu gelap awan,
melantunkan tembang sepi dalam diam
mimpi kecilku jadi bias kabur di lanskap tidur
bercumbuan dengan doa-doa.
: Kita menarikan tarian musim bercinta
ditingkahi bayang biru unggun tanpa lagu
karunia termanis --yang pernah kukecap--
Kau tetap menari tanpa lagu, bergerak, berbuat,
mencumbuku.
Aku membiru mayat didekap-Mu, tanpa tanya
karena, lagu tanpa-Mu jadi tak bermakna bagiku.

Setiap denyut jangkar jiwa bercerita riuh, tentang Kamu...
di setiap serpihannya beredar racun mengendap diam,
tenang namun bergemuruh
manik mata jadi ungkapan rindu paling dalam
tentang risau meraja dukaku
membeku-menguap terbang
bersama angin gunung di lembah-lembah
bulan pucat dicumbu gelap awan,
melantunkan tembang sepi dalam diam
mimpi kecilku jadi bias kabur di lanskap tidur
bercumbuan dengan doa-doa.
: Kita menarikan tarian musim bercinta
ditingkahi bayang biru unggun tanpa lagu
karunia termanis --yang pernah kukecap--
Kau tetap menari tanpa lagu, bergerak, berbuat,
mencumbuku.
Aku membiru mayat didekap-Mu, tanpa tanya
karena, lagu tanpa-Mu jadi tak bermakna bagiku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar