"If thou wilt weep my
fortunes, take my eyes.
I know thee well enough, thy name is Gloucester; Thou must be patient; we came
crying hither: Thou know'st, the first time that we smell the air we wawl and
cry." 
(Shakespeare - Lear: from "King
Lear" Act 4, scene 6, 176–180)
“Jika Engkau menangisi nasibku, mencopot mataku. 
Aku tahu ‘ngkau cukup baik, nama-Mu adalah Gloucester; ‘ngkau harus sabar, kami datang ke sini menangis: ‘ngkau tau itu, pertamakalinya menghidu udara, kita berseru dan menangis”.
: sejak awalnya selayak tukal
merambat
pada sebuah dimensi 
ntah ruang, waktu 
atau..  jiwa,  sekalipun
tak pernah tersadari dalam hitungan
terlalu naif kehadirannya 
setelah bermacam fragmen, babak
hingga episode 
beruraian sengak..
baru kini.. 
labirinnya benar benar menjerat 
sebuah jebakan termanis  
tanpa kepungan, tanpa anarkisme 
sebuah tempat bernama ‘bosan..!’